Tips dan Trik,Desain Rumah,Tutorial Software,Tokoh Arsitek,Bahan Bangunan,Kesehatan,Struktur Bangunan,Pelaksanaan Bangunan,Metode Konstruksi,RAB,Schedule Project,Beton,Baja,Inspeksi Teknis,DVD DuniaRumah

Berlangganan Artikel

Ingin berlangganan artikel-artikel kami silahkan masukkan e-mail anda:

Artikel disusun oleh : Tim DuniaRumah

Cari Artikel

PEMERIKSAAN STRUKTUR BETON

1.0. Tujuan
Tujuan dari prosedur inspeksi beton existing adalah memberikan panduan dalam melaksanakan pemeriksaan berkala terhadap kondisi struktur beton.
2.0. Ruang Lingkup
Prosedur inspeksi beton existing berkaitan dengan lingkup pekerjaan perawatan struktur beton, guna memastikan kondisinya masih mampu melayani beban kerja.
3.0. Kualifikasi Prosedure
Inspector dengan disiplin ilmu yang berhubungan, yaitu :
- Inspector Sipil
4.0. Referensi Document
ACI SP – 2 : ACI Manual of Concrete Inspection
ACI SP – 17/17A : Design Method of ACI 318
SKSNI T-15-1991-03 : Standar Struktur Beton Indonesia
5.0. Pemeriksaan Visual
Dilakukan sebagai bagian dari suatu cara menjaga fungsionalitas dari suatu structure. Dalam pelaksanaan pemeriksaan/inspeksi visual keberadaan data as build drawing sangat dibutuhkan, data ini digunakan sebagai bahan acuan pencermatan indikasi yang ditemukan pada structure. Kerusakan yang tampak dari pemeriksaan visual merupakan pertanda apakah diperlukan pemeriksaan yang lebih lanjut dengan menggunakan peralatan bantu. Berikut tabel pengamatan dan penyebab kerusakan, untuk membantu identifikasi kerusakan
Tabel Kerusakan Teramati dan Penyebab Kerusakan
PENGAMATAN
PENYEBAB
Retak – retak halus kelihatan
Peretakan kering/susut, retak – retak hidratasi. Kelebihan pembebanan pengendapan beton pada stadium plastis.
Ruang – ruang besar di dalam beton
Sangkar krikil atau ruang udara tertutup
Permukaan berpasir
Kurangnya perawatan
Kerusakan – kerusakan setempat
Kerusakan mekanis
Retak – retak, belahan, kepingan, air karat
Korosi tulangan
Retakan dengan bintik – bintik berwarna coklat di sekitar retakan
Korosi tulangan, dapat diperkirakan korosi akibat chlorida
Beton setempat terurai “permukaan krikil tercuci”
Perusakan kimia
Pencermatan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan inspeksi visual adalah :
- perubahan terhadap kondisi lingkungan
- perubahan beban kerja yang diterima structure
- perubahan elevasi dan ketidak lurusan structure
- perubahan (kejanggalan) bentuk bagian – bagian structure

5.1.1. Klasifikasi Structure
Suatu structure merupakan gabungan bagian – bagian yang membentuk suatu kesatuan. Perlu dilakukan pemilahan/klasifikasi terhadap bagian – bagian structure untuk memudahkan pelaksanaan inspeksi, klasifikasi yang dimaksud adalah :
a. Primary
Suatu bagian structure yang menerima beban kerja besar dan berfungsi sebagai penopang utama dari kesatuan structure, seperti ; deck dan module, main dan secondary girders, coloumn, gantries, flare stack, etc.
b. Secondary
Suatu bagian structure yang berfungsi sebagai penguat (pengaku), tidak menerima beban kerja sebesar primary structure atau structure dengan jenis yang sama dalam jumlah yang lebih dari satu namun melayani hanya satu beban kerja, seperti bracing, support, pipe racks, etc.
c. Tertiary
Suatu bagian structure yang bersifat melayani aktifitas sehari – hari yang tidak melibatkan beban tetap yang besar, seperti catwalks, hand-rails, stairs, ladder, floor, etc.
5.1.2. Tipe Inspeksi
Dalam melakukan pemeriksaan visual, dilakukan pengelompokan berdasarkan bagian – bagian structure yang diperiksa. Pembagian pemeriksaan tersebut :
- Minor Scope
Hanya melakukan pemeriksaan visual terhadap bagian tertiary structure
- Major Scope
Melakukan pemeriksaan visual terhadap keseluruhan bagian structure dari tertiary sampai primary structure
- Complete Scope
Melaksanakan pemeriksaan keseluruhan bagaian structure sesuai major scope dan melakukan uji NDT terhadap sambungan (weld joint) structure berdasarkan lokasi yang ditentukan oleh structure engineer
6.0. Pemeriksaan Seksama (Detail)
6.1.1. Pengukuran penutup beton
Dilakukan dengan alat pengukur ketebalan selimut (detector tulangan), dapat dengan ultrasone ataupun radiography. Bertujuan untuk mengetahui ketebalan actual dari selimut beton, apakah sesuai dengan :
a. 75 mm atau lebih untuk beton yang terendam/tertanam
b. 50 mm atau lebih untuk beton tang terexposed dengan cuaca, kontak dengan tanah atau air
c. 20 mm atau lebih untuk beton slabs dan dinding yang tidak langsung terkena cuaca atau kontak dengan tanah
d. 40 mm atau lebih untuk balok dan girder beton yang tidak langsung terkena cuaca atau kontak dengan tanah
e. 50 mm atau lebih untuk kolom dalam semua kondisi
6.1.2. Pengukuran pengkarbonatan
Dengan larutan fenolftaleine permukaan pengkarbonatan dapat ditentukan (pH <>
6.1.3. Pengukuran kadar kelembaban pada tulangan
Dilakukan apabila pengkarbonatan telah mencapai tulangan, dengan nilai kelembaban dibawah 4 %
6.1.4. Pengukuran kadar chloride dan sulphur
Dari beton dibor sebuah monster. Di laboratorium di periksa kandungan chlorida dan sulphurnya terhadap banyaknya semen. Kandungan chloride tidak boleh melebihi 500 PPM, sedangkan sulphur tidak melebihi 1000 PPM
6.1.5. Kekerasan beton
Perubahan pada suara/bunyi memberikan indikasi tentang kualitas beton dan kehadiran lubang – lubang dan retak – retak di bawah permukaan.Nilai kekerasan beton diambil dari uji hammer test, dimana nilai yang di dapat digunakan untuk perhitungan analisa kapasitas beton.
7.0. Perhitungan Kemampuan Struktur Beton Bertulang
Setelah dilakukan inspeksi detail terhadap kemungkinan kerusakan struktur beton bertulang, kemudian dilakukan analisa perhitungan akan kemampuan struktur menerima/melayani beban yang ada.





0 komentar: