Tips dan Trik,Desain Rumah,Tutorial Software,Tokoh Arsitek,Bahan Bangunan,Kesehatan,Struktur Bangunan,Pelaksanaan Bangunan,Metode Konstruksi,RAB,Schedule Project,Beton,Baja,Inspeksi Teknis,DVD DuniaRumah

Berlangganan Artikel

Ingin berlangganan artikel-artikel kami silahkan masukkan e-mail anda:

Artikel disusun oleh : Tim DuniaRumah

Cari Artikel

INSPEKSI PEKERJAAN TULANGAN BETON

1.0. Tujuan
Tujuan dari prosedur penulangan beton adalah memberikan panduan dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap pekerjaan penulangan beton, guna memastikan kualitas pekerjaan sesuai dengan standard dan spesifikasi.
2.0. Ruang Lingkup
Prosedur inspeksi penulangan beton berkaitan dengan lingkup pekerjaan struktur beton bertulang.
3.0. Kualifikasi Prosedure
Inspector dengan disiplin ilmu yang berhubungan, yaitu :
- Inspector Sipil
4.0. Referensi Document
ACI SP – 2 : ACI Manual of Concrete Inspection
ACI 301 : Spesification Structural Concrete for Buildings
ASTM A – 185 : Standard Spesifications for Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement
ASTM A – 307 : Low Carbon SteelExternally and Internally Threaded Fasteners
ASTM A – 615 : Standard Specifications for Deformed and Plain Billet-Steel Bars for Concrete Reinforcement
SKSNI T-15-1991-03 : Standar Struktur Beton Indonesia

1.0. Inspeksi Awal
1.1.1. Riview design penulangan yang akan dikerjakan, review terhadap kebutuhan, jenis dan dimensi tulangan. Mutu tulangan yang dipakai didasarkan pada tegangan lelehnya, berikut tabel tegangan leleh dari beberapa mutu tulangan
Tabel Tegangan Leleh dari Mutu Tulangan
Mutu
Satuan
Tegangan leleh karakteristik dan/atau tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0,2% (kg/cm2)
U-24
Baja lunak
2,400
U-32
Baja sedang
3,200
U-39
Baja keras
3,900
U-48
Baja keras
4,800
1.1.2. Periksa bar bending diagram yang akan dikerjakan, jarak potongan, pembengkokan serta overlap tulangan yang terjadi
1.1.3. Periksa penyimpanan material yang akan digunakan, tulangan ditetakkan dengan ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat ataupun rusak karena cuaca. Penyimpanan tulangan dipisahkan berdasarkan diameter yang digunakan
1.1.4. Periksa material kawat pengikat dimana harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng
1.1.5. Material tulangan hendaknya bersih, bebas dari karat, kotoran-kotoran, bahan –bahan lepas, gemuk, minyak cat, lumpur, bahan-bahan adukan ataupun bahan lain yang menempel
1.1.6. Periksa material tulangan terhadap dimensi dan panjangnya dengan sertifikat material yang terlampir. Toleransi dalam pengukurun sesuai dengan tabel berikut
Tabel Toleransi Panjang
Panjang
Toleransi
di bawah 12 meter
minus 0 mm

plus 40 mm
mulai 12 meter ke atas
minus 0 mm

plus 50 mm
Tabel Toleransi Berat dan Diameter Nominal
Diameter (mm)
Toleransi Berat (%)
Toleransi Diameter (%)
kurang dari 10 mm
± 7 %
± 6 %
10 mm s/d 16 mm
± 6 %
± 5 %
16 mm s/d 28 mm
± 5 %
± 4 %
dari 28 mm
± 4 %
± 3 %
1.1.7. Untuk pemerikasaan material tulangan deform perhatikan rusuk melintang dari tulangan deform harus memenuhi hal berikut :
a. letaknya miring terhadap poros batang
b. mempunyai lintasan berbentuk sabit yang rata
c. tinggi rusuk ≥ 0,05 Ø
d. jarak sumbu ke sumbu rusuk ≤ 0,7 Ø
e. sudut antara rusuk dengan poros batang 45 º
2.0. Pelaksanaan
2.1.1. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selimut beton yang menutup bagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :
a. 75 mm atau lebih untuk beton yang terendam/tertanam
b. 50 mm atau lebih untuk beton tang terexposed dengan cuaca, kontak dengan tanah atau air
c. 20 mm atau lebih untuk beton slabs dan dinding yang tidak langsung terkena cuaca atau kontak dengan tanah
d. 40 mm atau lebih untuk balok dan girder beton yang tidak langsung terkena cuaca atau kontak dengan tanah
e. 50 mm atau lebih untuk kolom dalam semua kondisi
2.1.2. Tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal atau tulangan duduk langsung pada acuan. Hal ini dapat menyebabkan bagian tulangan berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau partikel koral/agregat
2.1.3. Tulangan harus didudukkan pada landasan – landasan yang dibuat dari adukan semen dan pasir dengan ukuran 5 x 5 x 3 cm. Campuran ini mempunyai perbandingan 1 pc(semen) : 3 pasir atau beton pracetak dengan mutu K 225. Dudukan diikat antara sesamanya atau pada acuan dengan kawat baja.
2.1.4. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak terekspos
2.1.5. Apabila radius pembengkokan tidak dipersyaratkan (disebutkan nyata) pada bar bending diagram, maka pembengkokan besi tulangan harus mengikuti kaidah berikut :
a. paling sedikit 4 kali diameter (untuk tulangan biasa)
b. paling sedikit 6 kali diameter (untuk tulangan dengan sifat getas)
2.1.6. Bila ruangan memungkinkan, sambungan dimana batang – batang saling melalui (overlapping) diganjal dengan potongan-potongan tulangan agar tidak saling menempel, dan kemudian harus diikat minimum di dua tempat tiap sambungan
2.1.7. Apabila tidak ditentukan pada design atau bar bending diagram, panjang sambungan overlapping diambil 40 kali diameter tulangan yang bersangkutan
2.1.8. Batang tulangan dengan diameter 2 cm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok
2.1.9. Seluruh baja tulangan harus dibengkokkan secara dingin, pembengkokkan dengan metoda panas harus disetujui oleh quality control dan menyampaikan prosedur terlebih dahulu
2.1.10. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat terhadap tulangan tarik utama tidak diperkenankan
2.1.11. Pengelasan pada tulangan tidak diperkenankan terkecuali terinci pada gambar design dan memenuhi ketentuan AWS D 2.0
2.1.12. Anyaman tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus berhenti pada sambungan antara pelat.
3.0. Inspeksi Hasil Pengerjaan
3.1.1. Bagian tulangan yang telah terpasang tidak boleh digunakan memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya
3.1.2. Apabila tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
3.1.3. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat-tempat dengan tegangan maksimum dan sedapat mungkin diseling, sehingga sambungan tidak terjadi di suatu tempat
3.1.4. Pada pengerjaan penulangan pelat lantai, atap, pondasi peralatan pastikan tidak terjadi lendutan yang dapat berakibat berubahnya posisi tulangan pada saat pengecoran beton
3.1.5. Periksa jumlah dan penempatan tulangan, meliputi jarak antar tulangan, selimut beton, overlapping, dan radius pembengkokkan disesuaikan dengan design yang diacu





0 komentar: